Karyawan
"Wajib"
Tipe
karyawan atau pejabat wajib ini memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai,
dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan.
Dia
sangat disukai karena pribadinya sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih,
cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa
dengannya. Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang
mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati
yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai
suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa
rasa tertekan.
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengan kehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengan kehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya
Karyawan
"Sunnah"
Ciri
dari karyawan/pejabat tipe ini adalah: kehadiran dan keberadaannya memang
menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan..
Kelompok
ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos
kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya
tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam.
Andai
saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik
dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik
peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.
Karyawan
"Mubah"
Ciri
khas karyawan atau pejabat tipe ini adalah: ada dan tiadanya sama saja.
Sungguh
menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak
membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak
terasa kehilangan.
Karyawan
tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal
kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan
hal produktif lainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar
saja.
Sungguh
menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna. Harus
segera dipelajari latar belakang dan penyebabnya, andaikata bisa dimotivasi
dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, mudah-mudahan bisa meningkat
semangatnya.
Karyawan/Pejabat
"Makruh"
Ciri
dari karyawan dan pejabat kelompok ini adalah : adanya menimbulkan masalah
tiadanya tidak menjadi masalah.
Bila
dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai
menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan
kenyamanan kerjaserta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.
Misalkan
dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak
kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak
memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.
Karyawan
"Haram”
Ciri
khas dari kelompok ini adalah : kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya
sangat diharapkan karena menguntungkan.
Orang
tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan
"ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya
sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri.
Akhlaknya
sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu
domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin,
pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah
sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble
maker".
Silahkan
anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...?
Semoga
semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa
merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia
dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada".
Post a Comment