Mitos, mungkin kata ini sangat tepat menggambarkan keberadaannya, meski kehadirannya sudah lama
pada kehidupan kita, nyatanya banyak hal yang kurang bisa dipercaya yang beredar mengenai mobil. Selama
ini berbagai mitos masih kerap terdengar. Sebagian pembaca mungkin hanya
tersenyum karena sudah paham mengenai berbagai mitos ini. Namun ada yang
mengernyitkan dahi atau malah menjadikannya sebagai topik hangat percakapan
kala santai. Apakah Anda termasuk yang tersenyum, atau masih garuk-garuk
kepala? Mari kita Simak bersama.
18 Hal Yang Masih Dipertanyakan
1. Perlu memanaskan mobil dahulu sebelum jalan
Mesin mobil modern sudah menganut sistem
injeksi bahan bakar. Sehingga pasokan bahan bakar selalu tepat pada setiap
kondisi. Termasuk ketika masih baru distart. Tidak perlu tunggu lama, satu
menit saja sudah cukup untuk oli bersirkulasi. Menunggu lebih lama lagi hanya
memboroskan bensin dan tidak ramah lingkungan. Mengingat saat suhu dingin, asap
lebih kotor karena campuran bensin lebih kaya.
2. Tekan gas sebelum mematikan
mesin
Mitos ini merupakan kebiasaan
untuk mobil jadul. Maksudnya untuk mengisi aki supaya tidak tekor. Jadi
altenator diputar lebih kencang supaya mengisi aki sebelum mati. Mesin masa
kini dilengkapi altenator dengan IC voltage regulator. Kebutuhan arus disuplai
akurat. Malah aki mobil lebih kecil, karena suplai tegangan altenator sudah
bagus.
3. Menyalakan AC membuat boros bensin
Untuk mitos ini, penulis pernah
mengetes pada Mitsubishi Kuda. Hasilnya tidak signifikan. Memang daya kuda
mesin di roda turun saat pasang AC. Tetapi perbedaan konsumsi bensin sangat
kecil. Baik AC dinyalakan, dimatikan, maupun disetel pada temperatur moderat.
4. Menghidupkan AC saat
mobil berjalan bisa merusak
Disebut bahwa kompresor akan kaget ketika AC dinyalakan saat putaran mesin
cukup tinggi. Padahal, magnet pada puli kompresor tetap bisa nonaktif
kalau thermostat mendeteksi suhu kabin sudah dingin. Begitu suhu naik,
kompresor aktif lagi tanpa peduli mesin pada kondisi rpm berapa.
5. Menyimpan aki dilantai
bisa menghabiskan listriknya.
Tidak. Mitos ini merebak pada
tahun 1950an. Kejadiannya pun bukan pada mobil. Tetapi pada jaringan telepon.
Jika tidak dipakai, aki memang akan mengalami discharge. Akan tetapi, aki mobil
modern cukup tangguh untuk bisa dipengaruhi lantai, bahkan lantai yang basah
sekalipun.
6. Mengangkat wiper saat
parkir bisa mencegah karetnya mengeras.
Dipicu kondisi cuaca tropis yang
panas, disinyalir berpengaruh pada karet wiper ketika parkir. Meski karena
panas dan tertekan batang, karet wiper tetap punya kelenturan. Pabrikan pun hanya
hitungan tersendiri. Maka, umumnya usia karet sekitar 2 tahun, tanpa perlu
dingkat ketika parkir. Malah dengan mengangkat batang wiper, per di dalamnya
akan tertarik. Terlalu sering, bisa menurunkan kekuatan pernya.
7. Kondisi knalpot kotor
tanda oli terbakar.
Bukan hanya sekedar melihat,
bahkan pemilik cenderung mencolek ujung knalpot buat mendeteksi kecurigaan oli
terbakar di mesin. Tidak perlu repot berkotor ria. Cukup perhatikan asap. Oli
terbakar akan menghasilkan asap putih, Tinggal cek kapan terjadinya, apakah
saat stasioner atau ketika mobil berjalan dan dapat beban. Kalau stasioner,
kemungkinan sil klep rembes. Sedangkan jika putaran tinggi, masalah dari ring
piston.
8. Tekanan angin ban terlalu tinggi membuat ban mudah meletus
Kepercayaan ini tidak benar. Ban
bukan balon yang mudah meletus kalau tekanan anginnya terlalu tinggi.
Pengaruhnya paling hanya pada kenyamanan. Yang lebih berbahaya, justru kalau
ban kurang angin. Dinding ban jadi tertekuk dan berisiko terkoyak kalau terkena
lubang.
9. Menyalakan hazard ketika
hujan lebat.
Ini adalah kebiasaan konyol.
Alih-alih meberikan sinyal buat mobil sekeliling, malah membuat repot. Kenapa?
Karena sein berfungsi sebagai sinyal untuk belok atau bermanuver. Kalau hazard
hidup, tidak bisa lagi memberi sinyal belok.
10. Parkir dengan roda
dibelokkan bisa merusak power steering.
Hal ini benar dan bisa dijelaskan secara teknis. Dengan kondisi roda
membelok, katup pada steering rack membuka. Padahal pada saat start, terjadi
tekanan minyak power steering cukup tinggi. Tekanan mendadak ini bisa
berpengaruh pada sil dan paking yang bisa menyebabkan kebocoran.
11. Melakukan charging ponsel di mobil tidak sebaik di rumah.
Charger ponsel mempunyai tenggang
tegangan yang bisa mentolerir perbedaan tegangan di mobil. Jadi tidak masalah.
Toh, tegangan kelistrikan mobil selalu terjaga karena alternator masa kini
memakai IC sebagai penjaga tegangannya.
12. Mobil baru tidak boleh diajak melaju kencang.
Pendapat ini juga berlaku pada
mobil lawas. Mesin masa kini dibuat dengan tingkat presisi tinggi dan bisa
langsung digeber sejak masih nol kilometer.
13. Mobil bertransmisi
otomatis tidak bisa didorong.
Dorong mobil ini dimaksud buat
menghidupkan mobil kala darurat. Mesin dengan transmisi otomatis jelas tidak
bisa dihidupkan dengan cara ini. Tetapi mobil tetap bisa didorong untuk
dipindahkan, Taruh tuas matik pada posisi ‘N’. Jika ada shift lock, tekan dulu
penguncinya untuk memindahkan dari ‘P’.
14. Oli Transmisi encer bisa
menambah tarikan.
Secara teori, pelumas dengan
kekentalan rendah memang mampu mengurangi hambatan mekanis. Pembuktiannya sudah
dilakukan pada Suzuki APV, dengan oli transmisi multigrade yang lebih encer.
Tarikan lebih enak, Namun girboks jadi lebih berisik.
15. Kabel busi racing
menambah tenaga mesin.
Mitos ini tergantung dari jenis kabel businya. Pilih kabel busi yang
jelas mereknya untuk mendapat kualitas lebih. Namun kenaikan performa tidak
signifikan, jika sistem pengapian lainnya tidak ikut diupgrade.
16. Memakai pelek besar
membuat bahan bakar lebih boros.
Benar. Hal ini telah dibuktikan
dengan tes konsumsi bensin pada Suzuki APV dengan pelek standar 15 inci dan 17
inci. Lingkar luar ban sama. Sedangkan pelek besar punya tapak lebih lebar dan
bobot lebih berta 3 kg per pelek. Hasilnya, konsumsi bensin konstan 100 km/jam
lebih boros dari 12,5 km/liter menjadi 10 km/liter.
17. Memasang alarm bisa membuat aki tekor.
Pertanyaan ini sering terlontar
pada saat akan memasang alarm. Padahal berdasarkan hitungan, alarm hanya butuh
arus 0,06 ampere untuk stand by. Ditinggal seminggupun tidak membuat aki tekor.
Hanya saja, harap diingat kalau alarm menyala dan dibiarkan, sirene dan lampu
yang aktiflah yang menghabiskan setrum.
18. Mematikan lampu saat
macet bisa mengirit setrum
Salah besar kalau menganggap hal
ini bisa mengirit setrum dan mencegah aki tekor. Pada saat mobil hidup, aki
hanya bertindak sebagai penampung arus. Suplai arusnya disediakan oleh
alternator. Sedangkan Alternator punya IC regulator untuk membaca besarnya
kebutuhan arus.
Disadur dari salah satu bacaan otomotif
Post a Comment